Tuesday, March 14, 2017

Mengenal Dioda, Fungsi Dan Cara Pengukurannya


Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya – Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya

Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :
  • Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
  • Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
  • Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
  • Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
  • Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Simbol Dioda

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Prinsip Kerja Dioda

Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam sebuah rangkaian Elektronika.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter

Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

  1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
  3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
  4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
  6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
  7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  8. Jarum harus tidak bergerak.
    **Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.
Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital
(Fungsi Ohm / Ohmmeter)
  1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)
  2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
  3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
  4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
  5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
  6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
  7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
  8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
    **Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
(Menggunakan Fungsi Dioda)
  1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda
  2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
  3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
  4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
  5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
  6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
  7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
  8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
    **Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Catatan Penting :
Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+) dan Probe Hitamnya (-). Cara diatas juga bisa membantu menentukan mana kutub anoda ataupun katodanya. Sekian dari artikel ini saya buat, semoga membantu teman-teman yang sedang belajar. SEE YOU NEXT TIME 😊
Read More

Mengenal Multitester/Multimeter Dan Cara Penggunaannya

                           
                      Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).
                                                    gambar multitester/multimeter digital dan analog

Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran antara lain :
  • Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt
  • Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
  • Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
  • Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
  • Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
  • Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
  • Pengukuran atau Pengujian Dioda
  • Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian Multitester/Multimeter

Multimeter atau multitester umumnya terdiri dari 3 bagian yaitu:
  1. Display
  2. Saklar Selektor
  3. Probe


Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi

Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

  1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
  2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
    **Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
  3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
  4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.


2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)

  1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
  2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
    **Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
  3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
  4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

  1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
  2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
  3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
  4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
  5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)

  1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
  2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
  3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
  4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
       Sekian artikel ini saya buat semoga membantu teman-teman semua yang sedang belajar dan ingin tau tentang cara menggunakan multitester/multimeter. see you next time 😊
Read More

Jenis Kapasitor Dan Fungsinya

               Kapasitor (Capacitor) atau Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam peralatan Elektronika adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.

Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :
1 Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)
1µF       = 1.000nF (nano Farad)
1µF       = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF       = 1.000pF (piko Farad)
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai pemisah. Biasanya kapasitor disimbolkan dengan huruf "C"

A. KAPASITOR NILAI TETAP (FIXED CAPACITOR)

Kapasitor Nilai Tetap adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya Tetap :



1. Kapasitor Keramik

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.

2. Kapasitor Polyester

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)

3. Kapasitor Kertas

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.

4. Kapasitor Mika

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.

5. Kapasitor Elektrolit

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.

6. Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.

B. KAPASITOR VARIABEL (VARIABLE CAPACITOR)

Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

2. Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.

Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika

Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu jenis Komponen Elektronika yang paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor memiliki banyak fungsi sehingga hampir setiap Rangkaian Elektronika memerlukannya.
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :
  • Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
  • Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)
  • Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
  • Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
  • Sebagai Kopling
  • Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
  • Sebagai Penggeser Fasa
  • Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)
Read More

Saturday, November 12, 2016

Mengenal Apa Itu Potensiometer

Potensiometer adalah komponen resistor 3 terminal. Jika ketiga terminal digunakan, potensimeter berfungsi sebagai rangkaian pembagi tegangan. Namun jika hanya 2 terminal (terminal bagian tengah dan salah satu terminal bagian tepi) yang digunakan, potensiometer berfungsi sebagai variabel resistor. Potensiometer ini biasanya banyak di gunakan di pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player, power supply, dan masih banyak lagi.

gambar: contoh bentuk potensiometer dan simbolnya


Cara mengetahui nilai resistansi potensiometer 

  • cara paling umum biasanya dengan melihat nilai angka yg ada pada potensiometer. Mari lihat gambar berikut ini untuk lebih jelasnya:



Nah pada gambar diatas bisa dilihat ada tulisan B1K, nah yang jadi patokan nilai resistansi potensiometernya adala 1K. Jadi potensiometer diatas memiliki nilai resistansi 1KΩ (1 kilo ohm). Nah nilai 1KΩ ini adalah nilai maksimum potensiometer.

  • Menggunakan Ohm meter


  1. Pertama posisi nolkan ohmeter (hanya untuk ohm meter analog), Jika menggunak ohm meter digital maka tidak usah di lakukan.
  2. Mengukur kaki tengah dan tepi kiri, untuk memperoleh nilai resistansi yang bervariasai atau berubah-ubah
  3. Mengukur kaki tengah dan tepi kanan, sama seperti yang kedua yaitu untuk memperoleh nilai reistansi yang bervariasi atau berubah-ubah
  4. mengukur kai tepi kiri dan tepi kanan, untuk memperoleh nilai resistansi yang konstan atau nilai makssimum.

Baca juga: MENGENAL RESISTOR
                   MENGENAL RELAY 5 PIN
                   MEMBUAT SAKLAR TEPUK TANGAN SEDERHANA
Read More

Friday, November 11, 2016

Mengenal Resistor Dan Cara Membaca Warnanya

Resistor adalah komponen elektronika yang paling banyak kita jumpai di peralatan elektronika. Resistor adlah komponen yang berfungsi sebagai tahanan atau hambatan arus, atau lebih detailnya sebagai pengatur arus yang lewat. Resistor biasa di singkat "R", satuan resisitor adalah ohm ( Ω ), satuan resisitor diambil dari nama penemunya yaitu  Georg Simon Ohm .

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi.

konversi satuan ohm yang umum digunakan:
- 1Ω     = 1Ω
- 1KΩ  = 1000Ω
- 1MΩ = 1000000Ω
ket: Ω    : Ohm
       KΩ : Kilo ohm
      MΩ : Mega ohm

Nah bagaiman cara menghitung nilai resisor? cara menghitung nilai resistor dengan  menggunakan kode/cincin warna.


                                                             multiteknik-ind.blogspot.com


Nah pada gambar diatas sudah jelas bagaimana menghitung nilai resistor mulai dari 4 sampai 6 cincin. Selamat mencoba dan mempraktekannya.

                    Menenal relay 5 pin
                    Mengenal Apa Itu Potensiometer           

Read More

Sunday, October 16, 2016

Mengenal Relay 5 pin

Assalamu’alaikum wr. wb…!!!




                Ya kali ini kita akan membahas apa itu relay. Jiika anda belum mengetahui apa itu relay mari kita bahas bersama disini. Sebenarnya ada banyak relay tapi disini kita membahas RELAY DC 5 pin yang paling sering di gunakan pada rangkain elektronika.
Relay adalah salah satu komponen elektronika yang sering digunakan, terutama pada rangkain elektonika yanfg berbau tentang saklar. Relay pada dasarnya adalah sebuah saklar, tepatnya adalah saklar yang bekerja secara kemagnetan. Relay terdiri dari terminal kontak(saklar), dan lilitan(coil).


Terminal kontak (saklar)

Bagian ini adlah bagian yang berfungsi sebegai penghubung dan pemutus arus ke beban yang kita gunakan. Prinsip kerjanya sih sama saja saja seperti saklar biasa, beanya cuma kalau saklar biasa itu manual, dan kalo relay bekerja secara kemagnetan. Pada relay 5 pin teerdapat kontak NC(normaly close),yang mana pada waktu normal kontak ini masih terhubung. Dan kontak NO(normaly open) yang mana pada waktu normal kontak ini terputus.
 Pada relay biasanya disebutkan batas maksimum arus yang mengakir melalui terminal kontak pada relay. Jika kamu melihat bagian atas relay biasanya, misal DC6V/3A nah berarti pada relay tersebut memerlukan daya 6VDC untuk membuat lilitan(coil) bekerja, dan arus maksimum yang mengalir di terminal kontak adalah 3A.


Lilitan (coil)

Bagian lilitan(coil) ini terdiri dari sejumlah lilitan kawat tembaga, yang mana jika lilitan(coil) ini di beri arus DC maka lilitan (coil) akan menghaslkan gelombang magnet. Lilitan(coil) inilah yang bertugas memindahkan terminal kontak. Misalnya, jika pada posisi normal(lilitan belum di aliri arus) maka terminal kontak NC akan tetap NC dan NO akan tetap NO. Dan jika lilitan diberi arus maka lilitan(coil) akan bersifat kemagnetan dan menarik (merubah) kondisi terminal kontak yang semula NC menjadi NO dan kontak NO menjadi NC.

 Lebih jelasnya mari kita lihat gambar berikut:

sumber: outboxproject





Keterangan gambar:

Terminal  1 dan 3 adalah lilitan(coil), anda dapat menghubungkan arus DC ke terminal ini agar           lilitan(coil) bekerja. Arus (+) bisa anda hubungkan di terminal  1 dan arus(-) bisa di hubungkan di       terminal 2, atau bisa juga sebaliknya.
Terminal  2 adalah terminal yang mana bisa kita gunakan untuk input(arus masuk) yang akan kita       hubungkan ke beban nantinya, disarankan yg melewati terminal ini adalah arus(+).
Terminal NO dan NC, adalah terminal pemutus dan penghubung arus menuju ke beban.

Tips dan Trik


Jika lilitan(coil) relay tidak bekerja cobalah ukur terminal lilitan(coil) menggunakan Ohm meter.
- Jika bingung menentukan mana terminal yang terhubung(NC) dan mana terminal yg terputus(NO) anda dapat menggunkan Ohm meter, dengan cara memasang salah satu jarum ohm meter ke terminal 2(input arus) dan salah satu jarum lagi diletakkan di terminal NC atau NO untuk memastikan mana NC dan NO nya.



Sekian ulasan artikel ini, terima kasih sudah membaca :)
Read More

Saturday, October 15, 2016

Membuat Saklar Tepuk Tangan Sederhana (Clap Switch)

Assalamu'alaikum wr. wb..!!!

        Pada kesempatan ini saya akan memberi tahu kepada teman-teman semua tentang bagaimana cara membuat saklar yang bekerja dengan menggunakan suara. Dan berhubung ini adalah artikel saya yang pertama mohon di maklumi kalo banyak salah, dan do’akan agar blog ini sukses. Amiin!!

        Oke balik lagi ke topik pembahasan. Rangkaian saklar ini bekerja ketika menerima gelombang suara yang dihasilkan dari suara tepuk tangan kita. Rangkain ini memang sederhana tapi ya cukup memusaskan lah hasilnya. Dan langsung saja ini dia skemanya:

Bisa kita lihat pada skema tersebut kiata menggunakan dua buah ic, yaitu ic cd4017(untuk flip flop agar bisa on off) dan ic op-amp 741(sebagai penguat sinyal) dan di hubungkan ke transistor BC547 yang bertugas sebagai driver relay. Dan lihat juga pada R1, itu adalah resistor yang mengatur sensitifitas MIC. Ada juga R2,R3, dan variable resistor(VR1) berfungsi sebagai pengatur sensitifitas kuat sinyal dari MIC. Kalian dapat mengatur sensitifitas saklar dari variable resistor(VR1) yang kita gunakan. Tapi anda juga dapat mengganti atau memodifikasi komponen yang ada untuk mendapatkan sensitifitas yang anda butuhkan. Dan mungkin ada yang bertanya “dimana perangkat elektronik di hubungkan?”  perangkat elektronik di hubungkan melalui relay,jika anda bingung apa itu relay, mari baca MENGENAL RELAY 5 PIN VDC
             Baca juga:  Mengenal Apa Itu Potensiometer
                                 MENGENAL RESISTOR
         Dan berdasarkan pengalaman saya membuat saklar tepuk ini, rangkain tersebut tidak bekerja dengan maksimal jika menggunakan baterai 9V biasa (baterai kotak). Ini terjadi entah karena amper baterai yang randah atau saya pun tidak tahu. Jadi saya menggunakan adaptor 9V untuk menyalakan rangkain ini, dan berhasil. Sekian dari saya untuk artikel pertama saya maaf jika banyak kesalahan.


                  SELAMAT MENCOBA!!!!!











Read More